Judul
Buku :Antologi Cerpen dan
Puisi Daerah
Pengarang : Yayasan Obor Indonesia
Judul Cerpen :
Terjaring Razia
Karya : Widodo Basuki
Terbitan : 1999
Jumlah
Halaman : 151
Cetakan : 1
SINOPSIS
CERPEN
Cerpen Terjaring Razia Karya Widodo Basuki ini
menceritakan tentang kekhawatiran orang tua yaitu Mak Yah terhadap anaknya yaitu
Wanto yang beberapa hari tidak pulang kerumah, boleh dibilang anak yang di
kehawatirkanya merupakan anak yang disayangi menurut adik-adiknya.
Awal cerita, pada waktu saur Mak Yah
ribut-ribut sambil memanggil nama Wanto dan melihat kanan kiri. Mak Yah ribut
karena kehilangan sambal yang telah dibuat beserta dengan cobeknya untuk
santapan saur, sambil menggrutu dan dengan mangkel Mak Yah mengahngatkan nasai
dan sayur. Tidak lama membenahi makanan yang sudah disipakan untuk santapan
saur. Tiba-tiba Yuli adik Wanto bangun sambil tersungut-sungut, dan tak lama
kemudian di susul juga dengan kedatangan Wanto yang baru sudah meronda membangunkan
orang yang akan saur. Wanto menurut Mak Yah, anak yang sungguh ganteng, baik
dan berbudi terhadap orang tua. Wanto juga merupakan orang yang suka menolong,
rajin beribadah dan suka berbagi makanan sesamanya , sehingga sampai-sampai sambal
buatan Mak Yah dihabiskannya bersama teman-temannya. Rumah Mak Yah selalu ramai
setiap malamnya, tapi tanpa Wanto rumah itu jadi sepi.
Entah apa sebabnya, sehari suntuk
Wanto tak kelihatan. Mak Yah khawatir dan mengerutu, sebentar-bentar menanyakan
Wanto saja. Mak Yah juga beranggapan nanti-nanti Wanto jualan pil gila yang
bikin orang lupa segalanya. Rumah Mak Yah terasa sepi jika tanpa Wanto, Wanto
merupakan anak yang membuat suasana rumah menjadi ramai beda dengan
adik-adiknya yang lain. Mak Yah sangat sayang kepada Wanto, bahkan Wanto mau
berbuat apa saja Mak Yah tetap sayang pada Wanto. Kalau Wanto beberapa jam saja
tidak dirumah, pasti segera ditanyakannya. Tetapi sudah dua hari ini Wanto
tidak pulang, sehingga membuat Mak Yah benar-benar khawatir dan susah. Bahkana
Mak Yah sudah mengancam “kalau Wanto pulang, Mak Yah mau mengunya-ngunya Wanto
sampai hancur”. Tetapi kemarahan Mak Yah hanya dimulut saja. Tidak samapi
kehati, karena semua orang juga tahu kalau sebenarnya Mak Yah sangat sayang
kepda Wanto.
Keesokan harinya tiba-tiba Wanto
muncul. Wajahnya pucat dan rambutnya kusut. Melihat kedatangannya secara
tiba-tiba Mak Yah marah kepada Wanto dan Wanto Cuma terdiam diri saja. Sejenak
kemudian Wanto menceritakan prihal yang terjadi pada dirinya. Bahwa dirinya
telah kena jaring razia dan dibawa ke Hop biro deket jembatan merah. Mendengar
prihal yang telah diceritakan Wanto, Ternyata Wanto yang bebrapa hari tidak
pulang kerumah kena jaring razia di akibatkan Wanto yang suka pergi tanpa KTP.
Mak Yah berharap agar kejadian yang dialami Wanto tidak terulang lagi tuk yang
kedua kalinya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar