Jumat, 25 Mei 2012

Sinopsisi Cerpen

Judul  Buku               : Dua Dunia
Pengarang                  : Nh. Dini
Judul Cerpen             : Dua Dunia
Terbitan                     : 2002
Jumlah Halaman       : 114
Cetakan                      : 3                    

SINOPSIS CERPEN
            Cerpen yang berjudul Dua Dunia ini menceritakan tentang kehidupan seorang Iswanti, yang mempunyai penyakit tifus dan mempunyai keluarga yang tidak harmonis. Awal cerita dulunya, sebelum Iswanti kena penyajit tifus dia merupakan seseorang yang segar dan selalu linca. Tapi sekarang kesegaran, kesigapan, dan kesanggupannya hilang ditelan oleh kerumunan kuman yang mengerogoti kesehatannya. Dulu rambut Iswanti tidak jarang seperti sekrang ini, banyak rambutnya yang hilang bahkan untuk menyisirnya harus secara berlahan dia berharap supaya tak banyak rambut yang rontok. Iswanti masih ingat dulu waktu kecil, bagaimana takutnya dia kepada jarum suntik. Dan kini, dia benar-benar merasakan akibat ketakutannya selama ini. Dia hanya tahu bahwa dia takut kepada jarum itu dan dia tidak mau orang menusukannya begitu saja. Sampai pada batas umur yang tak pantas lagi dia selalu ditolong, dia tetap belum bisa menginsafkan dirinya untuk tidak takut suntik. Sebagain hidupnya sudah lesu, hidup yang dulu selalu ditimbang dan diidamkan oleh ibunya: jadilah manusia yang berbekati bagi keluargamu. Tapi kenyataannya sampai kini dia tetap tak bisa menjadi tokoh yang berarti dalam keluarga.
            Iswanti menikah dengan laki-laki yang dipilihkan oleh orang tuanya yaitu Darwono. Dia berusaha menjadi istri yang baik sambil menuruti segala perintah ibunya yang sangat terbatas pandangannya. Ibu Iswanti begitu rakus akan kebutuhan uang, biaya hidup sederhana kadang-kadang terhanyut kemeja judi yang dimulai kecil-kecilan lama-kelamaan mencandu dan mendarah daging pada ibunya. Kadang-kadang tengah hari belum pulang, kadang-kadang petang hari belum pulang. Iswanti yang mengtahui segala-galanya merasa malu kepada tetangganya dan kawan-kawannya, dan kepada dirinya sendiri sebagai perempuan yang tahu bagaiman menyelenggarakan rumah tangga yang baik.
            Iswanti mempunyai anak yang mempunyai tubuh yang begitu mungil, Kanti namanya. Kanti akan diberikan kepada Darwono bapaknya, tetapi hati Iswanti tidak merelahkan anaknya diasuh oleh ibu tiri Darwono yang telah menjadi selingkuhan dari Darwono sendiri. Iswanti sendiri sudah demikian tak tahan hatinya hingga terungkit olehnya kepincangan rumah tangga ayahnya. Suatu tusukan pula bagi ayahnya sebagai kepala rumah tangga yang tak bisa menumbuhkan kebahagiaan dalam lingkungannya. Kehidupan Iswanti kini terlilit juga dengan ekonomi yang tak memadai, bahkan namanya dibuat sebagai mencari keuntungan. Keuntungan itu cuma dibuang-buang di meja judi. Iswanti teringat sewaktu masi di jakarta dirumah suaminy, di tempat yang seharusnya diatur seperti rumah tangga sendiri malah dikuasai oleh ibu tiri Darwono yang genit. Bahkan lebih kuasa atas diri Darwono yang telah menjadi istri Iswanti.
            Sampai akhirnya Iswanti sudah tak tahan lagi berada di lingkungan yang berisi tantangan dan cemohoan dan betapa tak akan terbakar dadanya bila dia lihat suaminya berbaring dengan kepala di atas pangkuan ibu tirinya di dipan ruang belakang. Tadinya Iswanti menganggap semua itu sesuatu yang baisa saja, tapi lama kelamaan segala tingkah yang melampaui batas kesopanan antara kedua manusia itu benar-benar mengejutkan dan mencolok mata Iswanti, istri yang mau setia. Akhirnya Iswanti berkeinginan untuk menghidupi anaknya sendiri, dia tahu betapa saki hati anaknya terhadap Darwono. Iswanti juga berkeinginan ingin medidik anaknya dengan baik, dengn curahan segala rasa kemanusiaan yang wajar. Hendak dia didik supaya jiwa pembedaan antara dunia laki-laki dan perempuan dipenuhi rasa kasi sesamahnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar