Judul Buku :
Dua Dunia
Pengarang : Nh. Dini
Judul
Cerpen : Perempuan Warung
Terbitan : 2002
Jumlah
Halaman : 114
Cetakan : 3
SINOPSIS CERPEN
Cerpen Perempuan Warung ini menceritakan tentang kehidupan seorang Kinah
yang pekerjaannya penunggu warung milik Karjan, dan ada yang beranggapan bahwa
perempuan yang penjaga warung merupakan perempuan yang tidak benar tapi tidak
berlaku untuk Kinah.
Kinah keluar dari rumah itu. Sebentar-sebentar ada siul dan ketawa tapi
Kinah berjalan terus sambil diam. Sampai di samping dan muka gedung bioskop dia
berhenti sebentar, lalu cepat-cepat masuk ke warung dan langsung bekerja.
Seperti biasa, ia mendengar gerutu dari mulut iparnya. Kinah sudah terlalu
biasa mendengar gerutunya, Kinah yang pendiam dengan malas terpaksa pengganti
kedudukan Limah di warung. Segalanya dikerjakan diam-diam. Kinah memandang
keluar kelihatan olehnya anak Lima menggendong adiknya yang menangis. Kinah
mendekati anak itu yang sejak tadi dibentak oleh Karjan. Dengan lembut Kinah
membujuk anak itu. Karjan kemudian pergi dan menitipkan warung kepada Kinah.
Kinah hanya melirik sebentar ketika Karjan sudah agak jauh dari warung.
Warung agak lama tak ada yang memasuki. Kemudian ada seorang laki-laki
masuk ke warung sambil memesan kopi Marjo namanya. Kinah meletakan segelas kopi
di depan laki-laki itu dan ternyata laki-laki itu kenal dengan Kinah. Kinah
menegakan kepalahnya dan tak berkata apa-apa sambil duduk di bangku dekat api
sambil mengeringkan piring-piring. Laki-laki itu memandang kepadanya, kemudian
pindah di samping Kinah dan hendak menjamah bahu Kinah dan Kinah menghindari
sambil berkata bahwa ia sudah nikah.
Kepedihan terasa menusuk perasaan Kinah dan ia menahan ketenangan hatinya.
Sejak di desa ia tak pernah bisa menggelakkan diri dari rayuan dan kata manis
yang merampas kesanggupannya hendak bertahan sebagai perempuan baik-baik. Marjo
yang tegap, yang manis senyumnya itu terlibat suatu kejahatan pula. Ia
ditangkap ketika sedang berusaha merampas harta orang di jalan dan sudah lama
laki-laki itu ke luar. Marjo kemudian memegang tangan Kinah dengan penuh nafsu
dan sambil berkata pada kinah bahwa Kinah juga berbuat sesuatu yang tidak benar
terhadap laki-laki yang datang ke warungnya. Kinah merasa ada tamparan yang
memerahkan matanya terhadap perkatan Marjo, kemudian ia cepat berdiri
melepaskan pegangan tangan yang kasar itu.
Kinah pun berkata bahwa Marjo tetap bajingan, kemudian ada dua orang
laki-laki datang dan Kinah melayani laki-laki itu dengan kekakuan seperti
biasa. Kinah ingin menjadi kuat dan tidak mau tertikam oleh perkataan Marjo
yang menganggap dia sebagai perempuan-perempuan warung yang menjajahkan
kehormatan hanya untuk beberapa rupiah. Ia mau menunjukan ketinggian
martabatnya sebagai perempuan baik-baik kepada Marjo dan ia ingin membuktikan
bahwa untuk sekedar cari makan banyak jalannya dan tidak sebagai perempuan yang
jalang dan ia pun berkata bahwa ia bukan perempuan seperti itu karena menurut
Kinah mencari makanan halal, tak mengganggu orang lain dan ia mau berkata bahwa
ia bukan maling dan bukan juga rampok seperti Marjo.
Marjo pun akhirnya berdiri dengan tangan meletakan uang puluhan di meja
sambil tersenyum memandang kepada Kinah dengan kejap mata yang kurang ajar. Dan
kemudian ia keluar dengan seruhan bahwa besok ia akan kemari lagi ke warung
Kinah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar