Jumat, 25 Mei 2012

Sinopsis Cerpen

Judul  Buku               : Dua Dunia
Pengarang                  : Nh. Dini
Judul Cerpen             : Perempuan Warung
Terbitan                     : 2002
Jumlah Halaman       : 114
Cetakan                      : 3                    

SINOPSIS CERPEN
Cerpen Perempuan Warung ini menceritakan tentang kehidupan seorang Kinah yang pekerjaannya penunggu warung milik Karjan, dan ada yang beranggapan bahwa perempuan yang penjaga warung merupakan perempuan yang tidak benar tapi tidak berlaku untuk Kinah.
Kinah keluar dari rumah itu. Sebentar-sebentar ada siul dan ketawa tapi Kinah berjalan terus sambil diam. Sampai di samping dan muka gedung bioskop dia berhenti sebentar, lalu cepat-cepat masuk ke warung dan langsung bekerja. Seperti biasa, ia mendengar gerutu dari mulut iparnya. Kinah sudah terlalu biasa mendengar gerutunya, Kinah yang pendiam dengan malas terpaksa pengganti kedudukan Limah di warung. Segalanya dikerjakan diam-diam. Kinah memandang keluar kelihatan olehnya anak Lima menggendong adiknya yang menangis. Kinah mendekati anak itu yang sejak tadi dibentak oleh Karjan. Dengan lembut Kinah membujuk anak itu. Karjan kemudian pergi dan menitipkan warung kepada Kinah. Kinah hanya melirik sebentar ketika Karjan sudah agak jauh dari warung.
Warung agak lama tak ada yang memasuki. Kemudian ada seorang laki-laki masuk ke warung sambil memesan kopi Marjo namanya. Kinah meletakan segelas kopi di depan laki-laki itu dan ternyata laki-laki itu kenal dengan Kinah. Kinah menegakan kepalahnya dan tak berkata apa-apa sambil duduk di bangku dekat api sambil mengeringkan piring-piring. Laki-laki itu memandang kepadanya, kemudian pindah di samping Kinah dan hendak menjamah bahu Kinah dan Kinah menghindari sambil berkata bahwa ia sudah nikah.
Kepedihan terasa menusuk perasaan Kinah dan ia menahan ketenangan hatinya. Sejak di desa ia tak pernah bisa menggelakkan diri dari rayuan dan kata manis yang merampas kesanggupannya hendak bertahan sebagai perempuan baik-baik. Marjo yang tegap, yang manis senyumnya itu terlibat suatu kejahatan pula. Ia ditangkap ketika sedang berusaha merampas harta orang di jalan dan sudah lama laki-laki itu ke luar. Marjo kemudian memegang tangan Kinah dengan penuh nafsu dan sambil berkata pada kinah bahwa Kinah juga berbuat sesuatu yang tidak benar terhadap laki-laki yang datang ke warungnya. Kinah merasa ada tamparan yang memerahkan matanya terhadap perkatan Marjo, kemudian ia cepat berdiri melepaskan pegangan tangan yang kasar itu.
Kinah pun berkata bahwa Marjo tetap bajingan, kemudian ada dua orang laki-laki datang dan Kinah melayani laki-laki itu dengan kekakuan seperti biasa. Kinah ingin menjadi kuat dan tidak mau tertikam oleh perkataan Marjo yang menganggap dia sebagai perempuan-perempuan warung yang menjajahkan kehormatan hanya untuk beberapa rupiah. Ia mau menunjukan ketinggian martabatnya sebagai perempuan baik-baik kepada Marjo dan ia ingin membuktikan bahwa untuk sekedar cari makan banyak jalannya dan tidak sebagai perempuan yang jalang dan ia pun berkata bahwa ia bukan perempuan seperti itu karena menurut Kinah mencari makanan halal, tak mengganggu orang lain dan ia mau berkata bahwa ia bukan maling dan bukan juga rampok seperti Marjo.
Marjo pun akhirnya berdiri dengan tangan meletakan uang puluhan di meja sambil tersenyum memandang kepada Kinah dengan kejap mata yang kurang ajar. Dan kemudian ia keluar dengan seruhan bahwa besok ia akan kemari lagi ke warung Kinah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar